Mengunjungi Fort Rotterdam di Akhir Pekan
Liburan Sambil Belajar Sejarah Kejayaan Sulsel
MUSEUM La Galigo Fort Rotterdam menyimpan pesona yang menarik pengunjung berwisata sambil belajar. Laporan :
Arini Nurul Fajar
Fort Rotterdam
HUJAN terus mengguyur Kota Makassar Sabtu pagi, 9 Oktober. Namun, kondisi itu tak menghalangi warga metropolis tetap beraktivitas atau mengunjungi objek wisata andalan kota. Fort Rotterdam yang terletak di Jalan Ujungpandang Nomor 1 tetap ramai pengunjung. Suasana di Fort Rotterdam saat ini memang cukup berbeda dibanding beberapa pekan lalu. Proyek revitalisasi Fort Rotterdam membuat beberapa barang koleksi museum dipindahkan dari ruang pamernya.
Meskipun demikian, jumlah pengunjung tak surut terutama di Museum La Galigo. Sejak pukul 09.00 hingga pukul 15.30 wita pengunjung masih berdatangan satu persatu, mulai dari siswa dan siswi sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Ada yang datang sendiri, bersama teman, atau dengan keluarganya.
Salah seorang penjaga loket dan pemandu museum, Sofyan, mengaku setiap akhir pekan suasana museum lebih ramai dibanding hari-hari biasa. "Kalau saya bilang hari ini pengunjung cukup banyak dan ramai, apalagi sejak ada proses revitalisasi Fort Rotterdam. Yang masuk ke museum sudah lebih dari 100 orang," aku Sofyan.
Sejak pagi, imbuhnya, sudah ada SD Zion Makassar, SMAN 1 Sesean Toraja Utara, dan beberapa rombongan biasa. Pengunjung SMAN 1 Sesean Toraja Utara berjumlah kurang lebih 40 orang dan SD Zion Makassar 37 orang, rombongan biasa ada yang datang dalam jumlah 15 orang dan 12 orang, dan ada pula yang hanya datang berlima bersama temannya.
Rata-rata yang datang berkunjung didampingi teman atau keluarganya. "Kalau anak sekolah pastinya dengan guru-guru. Pemandunya kami dari museum. Rombongan biasa ada yang membawa pemandu dari travel atau didampingi guide Fort Rotterdam.
Selama revitalisasi Fort Rotterdam, museum yang difungsikan hanya satu yaitu museum sejarah. "Museum ini terdiri dari peninggalan zaman prasejarah sampai masa pendudukan Belanda, peninggalan Kerajaan Gowa, Bone dan Luwu," ungkap Muhammad Yusuf, salah seorang staf pengamanan Museum La Galigo.
Saat saya mengunjungi museum, kemarin, bukan hanya siswa yang datang dalam jumlah rombongan besar yang datang berkunjung dan mengamati peninggalan bersejarah itu. Juga ada lima orang siswa SMP 1 Sungguminasa yang datang berkunjung.
"Kebetulan ada tugas mengenai peninggalan bersejarah, jadi kami datang ke sini untuk melihat apa-apa saja yang ada dan yang berhubungan dengan pelajaran sekolah kami," kata Nur Annisa, siswi kelas VIII SMP 1 Sungguminasa.
Annisa dan teman-temannya terlihat serius memerhatikan benda-benda bersejarah yang dimuseumkan. Sesekali mereka menulis hasil pengamatan sesuai tugas dari sekolah.
"Memang ini tugas berkelompok. Makanya kami datang berkelompok juga. Tapi tidak semua juga yang ditulis, hanya beberapa yang berhubungan, seperti naskah Perjanjian Bongaya," aku Annisa sambil menulis.
Setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, suasana Fort Rotterdam memang selalu diramaikan pengunjung. Baik yang hanya sekadar berjalan-jalan dan mengelilingi Fort Rotterdam, hingga yang masuk ke museum La Galigo.
"Fort Rotterdam juga kan tempat wisata. Daripada ke pantai terus, mending ke sini (Fort Rotterdam, red) suasana dan tempatnya juga nyaman. Apalagi kalau ingin lebih tahu banyak tentang sejarah misalnya, kita juga bisa masuk ke museum. Jadi liburan bisa sambil belajar," kata Firman salah seorang pengunjung Fort Rotterdam.
Adapun peninggalan bersejarah yang dimuseumkan antara lain, sejarah dan keramik, mata uang, naskah kuno, Perjanjian Bongaya, rumah adat, dan struktur atau silsilah kerajaan.(*)
0 komentar:
Posting Komentar